Ketika orang punya masalah cuma ingin didengar aja
— Rhaka Ghanisatria Saya merasa kagum setelah menonton konten-konten Menjadi Manusia yang menceritakan kisah hidup orang dari perspektif orang itu sendiri. Masalah hidup mereka biasa saja, seperti manusia pada umumnya yang tak luput dari masalah. Namun, berani menceritakan masalah hidup berat yang mereka hadapi itu membuat saya kagum. Bercerita masalah yang biasa saya hadapi sehari-hari saja malas, kayanya gak penting deh orang harus tahu.
Tapi Menjadi Manusia(MM) malah menyediakan platform orang untuk bercerita masalah hidup mereka. Buat MM mencurahkan masalah yang kita hadapi adalah penting, gak perlu malu untuk merasa sedih, terbebani, atau merasa lagi berada di titik terendah hidup. Kita manusia biasa yang punya batas untuk menerima beban. Jika terus ditumpuk akan mengganggu kesehatan mental kita sendiri.
MM sangat concern dengan masalah hidup anak muda sekarang. Buat mereka anak muda sekarang terbebani dengan tuntutan media sosial yang punya standar tersendiri mendefinisikan kesuksesan hidup. Ini menjadi salah satu masalah yang bisa mengganggu kesehatan mental anak muda.
Saya dan Edo ingin tahu lebih jauh gimana sih perspektif Rhaka Ghanisatria, Co Founder and The Brain Menjadi Manusia dan Adam Alfares Abednego, Co Founder dan The Heart Menjadi Manusia tentang kesehatan mental dan gangguen mental. Menurut mereka itu berbeda loh.